Selasa, 26 November 2019

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT (PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNHOSENTRIS) (TUGAS 7)








Prasangka diskriminasi  dan ethnosentris masih sering terjadi di jaman sekarang ini, khususnya di Indonesia. Permasalahannya sungguh sangat beragam misalnya mengenai agama, ras dan suku budaya.

Ketika mendengar istilah diskriminasi pasti hal pertama yang terbayang di dalam ingatan kita adalah adanya suatu bentuk perlakuan yang tidak adil serta perlakuan yang berbeda oleh kelompok sosial di masyarakat kepada kelompok masyarakat lainnya Diskriminasi terjadi seringkali diawali dengan prasangka. Dengan adanya prasangka, kita membuat seolah-olah terdapat pembedaan antara kita dengan orang lain. Pembedaan ini lumrah terjadi karena kita adalah makhluk sosial yang secara alami ingin berkumpul dengan orang-orang yang memiliki persamaan dengan kita.

Prasangka seringkali didasari pada ketidakpahaman, ketidakpedulian pada kelompok di luar kelompoknya atau ketakutan atas perbedaan, serta kecenderungan untuk selalu bersama dengan kelompok yang memiliki kesamaan.

Prasangka makin diperparah dengan cap buruk (stigma/stereotip). Cap buruk ini sering didasarkan pada berbagai fakta yang menjurus pada kesamaan pola, sehingga seringkali kita menggeneralisasi seseorang atas dasar kelompoknya.

“Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, perilaku diskriminasi dan rasisme mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. di era digital pelakunya lebih banyak memanfaatkan media sosial. sepanjang Januari hingga September 2019 setidaknya ada 22 kasus terkait penghinaan berbau SARA yang ditangani polisi”.
Jenis-Jenis Diskriminasi
Dalam Fulthoni, et.al (2009:9) dipaparkan jenis-jenis diskriminasi yang sering terjadi, yaitu sebagai berikut :
1.            Diskriminasi terkait suku/etnis, ras, dan agama
2.            Diskriminasi berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis kelamin).
3.            Diskriminasi yang ditujukan kepada penyandang
4.            Diskriminasi kepada para penderita HIV
5.            Diskriminasi karena adanya perbedaan kasta.

Etnosentris
Etnosentris berasal dari kata etnik. Etnosentrisme adalah suatu presepsi yang dimiliki kebudayaan yang mereka miliki tiap individu yang menganggap bahwa kebudayaan yang mereka miliki lebih baik dari budaya lainnya atau dapat dikatakan etnosentrisme itu adalah fanatisme suku bangsa.

Harris (1985) menurutnya etnosentrisme adalah kecendurangan seseorang yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain sehingga hal tersebut mendorong tindakan-tindakan yang tidak rasional seperti melakukan kekerasan,peperangan, tawuran dan sebagainya.

Penyebab timbulannya etnosentrisme di Indonesia yaitu faktor budaya, politik, dan pluralisme. Budaya politik ini merupakan faktor intenal dasar penyebab munculnya etnosentrisme budaya politik dari masyarakat cenderung tradisional dan tidak rasional.

Contoh etnosentrisme yang ada di indonesia yaitu perilaku carok di masyarakat madura carok adalah upaya pembunuhan yang dilakukan oleh sorang laki-laki jika merasa harga dirinya terusik sepintas perilaku tersebut dianggap brutal dan tidak masuk akal untuk menyelesaikan sebuah masalah bagi kelompok lain namun bagi masyarakat madura konsep harga diri adalah konsep yang sakral dan harus dijinjing oleh masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA :